Selasa, 17 November 2015

UTS- FILSAFAT PENDIDIKAN

LEMBAR JAWABAN
 UJIAN TENGAH SEMESTER


Nama             : Putri Chintya Indiarso
NIM               : 2225142312
Kelas             : 3B/Pendidikan Matematika
Mata Kuliah  : Filsafat Ilmu Pendidikan/2sks
 



1.     Ciri-Ciri Filsafat

A.    Ciri filsafat secara umum
·         Skematika konsepsial
Konsepsi (rencana kerja) merupakan hasil generalisasi serta abstrak dari pengalaman tentang hal hal serta proses proses satu demi satu. Karena itu filsafat merupakan pemikiran tentang hal hal seta proses proses dalam hubungan yang umum. Diantara proses proses yang dibicarakan ialah pemikiran itu sendiri. Dan diantara hal hal yang dipikirkan ialah si pemikir itu sendiri. Filsafat merupakan hasil menjadi –sadarnya manusia mengenai dirinya sendiri sebagai pemikir, dan menjadi – kritisnya manusia terhadap diri sendiri sebagai pemikir di dalam dunia yang dipikirkannya.
Sebagai konsekuensinya, seorang filsuf tidak hanya membicarakan dunia yang ada disekitarnya serta dunia yang ada di dalam dirinya. Ia tidak hanya ingin mengetahui hakekat kenyataan dan ukuran ukuran untuk melakukan verifikasi terhadap pernyataan pernyataan mengenai segala sesuatu ,melainkan ia berusaha menemukan kaidah kaidah berpikir itu sendiri. Bila manakah suatu pemikiran itu membawa kita kepada kesimpulan yang sah, dan bagai manakah caranya serta mengapa membawa kita kepada kesimpulan yang sah ?
·         Koheren
Pemikiran filsafat merupakan suatu usaha perenumgan/refleksi kritis-rasional yang runtut dan mendalam terhadap suatu hal atau suatu obyek yang dipikirkan oleh akal budi. Orang bukan berpikir asal-asalan  atau berpikir setengah hati saja. Dalam proses berpikir ini, orang perlu mengerahkan seluruh pikiranya secara fokus, terarah, terorientasi,terkonsentrasi pada obyek yang dipikirkan agar mencapai hasil akhir pemikiran yang benar secara filosofis. Pemikiran yang serius tidak mampu menemukan ide filosofis yang mencerahkan dirinya.

·         Rasional
 Istilah atau kosakata “rasional” berarti logis, masuk akal, dan dapat dimengerti atau diterima secara akal sehat. Pemikiran yang logis berarti pemikiran yang berhubungan satu sama lain, utuh, tidak terpisah-pisah, tidak frakmentaris, tidak terpotong-potong. Pemikiran rasional kontra terhadap segala hal yang irasional dalam kehidupan karena berfilsafat mengandalkan rasio sebagai alat analisinya. Filsafat menolak segala hal yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip rasionalitas yang benar.
·         Menyeluruh/holistic
Holisti berarti obyek pemikiran kita harus berhubungan erat dengan seluruh kenatan yang ada (esse). Segala sesuatu yang dapat dipikirkan termasuk dalam pemikiran filsafat.  Jadi, obyeknya bisa berupa apa saja dan segala entitas (substansi) apa saja sejauh itu dapat dipikirkan oleh akal budi. Segala sesuatu yang dapat dipikirkan dapat menjadi data/hal menarik untuk direfleksikan secara menyeluruh oleh filsafat, termasuk didalamnya refleksi tentang diri kita sendiri sebagai manusia kini dan disini (bic et nunc)
·         Memberi visi
Filsafat juga berciri visioner.filsafat tampil dalam paradigm pandangan/ pemikiran/ visi terhadap suatu kenyataan dunia dan diri kita sendiri. Kita tidak mungkin memiliki pandangan terhadap sesuatu jika kita tidak dapat berefleksi secara benar terhadapnya. Hanya orang yang merenung/berefleksi secara benar yang akan mampu menghasilkan ide-ide cermelang tentang dunia dan manusia. Orang yang dapat memberikan pandangan dunia dan dirinya itu sudah termasuk dalam pemikiran filosofis (kattsoff,2004: hlm. 9-14). Seseorang filsuf biasanya memiliki visi yang jauh ke depan. Ia mampu melakukan prediksi rasional sekarang atas segala fenomena hidup yang terjadi di masa depan. Dengan visi ini filsuf memberikan harapan hidup bagi manusia dan membuka horizon perspektif makna untuk memperkaya kualitas ziarah intelektual sebagai manusia di planet bumi ini. Filsuf ibarat obor dan terang yang menerangi jalannya dinamika kehidupan manusia di planet bumi ini.
B.     Ciri filsafat menurut para ahli
§  Ciri-ciri filsafat menurut Drs. Asmoro Asmadi (Asmoro, Asmadi;129):
1. Sangat umum
2. Tidak faktual artinya membuat dugaan-dugaan yang masuk akal dengan tidak berdasarkan pada bukti  tetapi bukan berarti tidak ilmiah.
3. Bersangkutan dengan nilai  dimana penilaian yang dimaksud adalah yang baik dan buruk yang susila dan asusila.
4. Berkaitan dengan arti.
5. Implikatif.
6. Menyeluruh.



§  Ciri-ciri filsafat menurut Drs. Suyadi MP dan Drs. Sri suprapto widodonongrat:
-          Pemkiran yang luas Artinya, pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang Mendasar fundamental atau esensial obyek
-          Spekulatif Artinya, hasil pemikiran yang didapat dan dijadikan dasar bagi pemikiran selanjutnya.

§  Ciri-ciri filsafat menurut Sunoto:
1.             Deskriptip
2.             Kritik atau analitik
3.             Evaluatif atau normativ
4.             Spekulatif dan sistematik
5.             Berfikir secara kefilsafatan dicirikan seara radikal. Radikal berasal dari kata    Yunani radix yang berarti akal. Berfikir secara radikal adalah berfikir sampai ke akar-akarnya. Berfikir sampai ke hakekat, esensi atau sampai ke substansi yang dipikirkan.
6.             Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara universal (umum)
7.             Berfikir secara universal adalah berfikir tentang hal serta proses yang bersifat umum, dalam arti tidak memikirkan sesuatu yang parsial.
8.             Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara konseptual
9.             Berfikir kefilsafatan dicirikan secara koheren dan konsiste
10.          Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara sistematik
11.          Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara komprehensif
12.          Berfikir secara kefisafatan dicirikan secara bebas
13.          Berfikir secara kefilsafatan adalah pemikiran yang bertanggung jawab

§  Ciri-ciri sifat dasar filsafat
Sifat dasar filsafat (Simon, 2003):
1.             Berfikir radikal
2.             Berfikir rasional; tahu & paham dengan akal budi
3.             Mencari asas
4.             Mencari kebenaran
5.             Mencari kejelasan

§  Ciri-Ciri Filsafat Menurut Clarence L. Lewis
Menurut Clarence L. Lewis seorang ahli logika mengatakan bahwa filsafat itu sesungguhnya suatu proses refleksi dari bekerjanya akal. Sedangkan sisi yang terkandung dalam proses refleksi adalah berbagai kegiatan/problema kehidupan manusia. Tidak semua kegiatan atau berbagai problema kehidupan tersebut dikatakan sampai pada derajat pemikiran filsafat, tetapi dalam kegiatan atau problema yang terdapat beberapa ciri yang dapat mencapai derajat pemikiran filsafat adalah sebagai berikut :
1.             Sangat umun atau universal
Pemikiran filsafat mempunyai kecenderungan sangat umum, dan tingkat keumumannya sangat tinggi. Karena pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan objek-objek khusus, akan tetapi bersangkutan dengan konsep-konsep yang sifatnya umum, misalnya tentang manusia, tentang keadilan, tentang kebebasan, dan lainnya.
2.             Tidak faktual
Kata lain dari tidak faktual aalah spekulatif, yang artinya filsafat membuat dugaan-dugaan yang masuk akal mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan pada bukti. Hal ini sebagai sesuatu hal yang melampaui tapal batas dari fakta-fakta pengetahuan ilmiah. Jawaban yang didapat dari dugaan-dugaan tersebut sifatnya juga spekulatif. Hal ini bukan berarti bahwa pemikiran filsafat tidak ilmiah, akan tetapi pemikiran filsafat tidak termasuk dalam lingkup kewenangan ilmu khusus.
3.             Bersangkutan dengan nilai
C.J. Ducasse mengatakan bahwa filsafat merupakan usaha untuk mencari pengetahuan, berupa fakta-fakta, yang disebut penilaian. Yang dibicarakan dalam penilaian ialah tentang yang baik dan buruk, yang susila dan asusila dan akhirnya filsafat sebagai suatu usaha untuk mempertahankan nilai. Maka selanjutnya, dibentuklah sistem nilai, sehingga lahirlah apa yang disebutnya sebagai nilai sosial, nilai keagamaan, nilai budaya, dan lainnya.
4.             Berkaitan dengan arti
Sesuatu yang bernilai tentu di dalamnya penuh dengan arti. Agar para filosof dalam mengunkapkan ide-idenya sarat denga arti, para filosof harus dapat menciptakan kalimat-kalimat yang logis dan bahasa-bahasa yang tepat, semua itu berguna untuk menghindari adanya kesalahan/sesat pikir (fallacy).
5.             Implikatif
Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandung implikasi (akibat logis). Dari implikatif tersebut diharapkan akan mampu melahirkan pemikiran baru sehingga akan terjadi proses pemikiran yang dinamis dari tesis ke anti tesis kemudian sintesis, dan seterusnya...sehingga tidak ada habisnya. Pola pemikiran yang implikatif (dialektis) akan dapat menuburkan intelektual.


2.     Perbedaan sumber filsafat pengetahuan

Dalam sumber filsafat pengetahuan terdapat beberapa sumber, berikut adalah uraian perbedaan dari masing masing sumber :
·         Empirisme.  Aliran ini berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi dan yang dapat dipercaya oleh akal sehat. Dalam rangka kerjanya, aliran ini mendasarkan diri pada cara kerja deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis-premis yang digunakan dalam membuat rumusan keilmuwan harus jelas dan dapat diterima. Aliran atau paham ini sering juga disebut sebagai idealism atau realism.
·         Rasionalisme.  Aliran ini berpendapat bahwa empiris atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengalaman yang batiniah maupun yang lahiriah. Aliran ini menutupi kelemahan dari aliran rasional yang hanya mengandalkan akal dalam membentuk pengetahuan. Metode yang digunakan adalah induksi.  Aliran ini menganggap bahwa pengetahuan manusia hanya didapatkan dari pengalaman yang konkrit, dan bukan dari penalaran yang abstrak.
·         Intuisi. Pengetahuan yang diperoleh dari intuisi merupakan pengetahuan yang tiba-tiba atau berupa proses kejiwaan dengan tanpa stimulus mampu untuk membuat pernyataan sebagai pengetahuan.
·         Wahyu.  Pengetahuan yang bersumber dari Tuhan melalui hamba-Nya yang terpilih untuk menyampaikannya (Nabi dan Rasul). Melalui wahyu atau agama, manusia diajarkan tentang sejumlah pengetahuan baik yang terjangkau ataupun tidak terjangkau oleh manusia.

3.     Kaitan sumber pengetahuan  dengan  sarana berfikir

            Pengetahuan mampu dikembangkan oleh manusia disebabkan oleh dua hal yaitu manusia mempunyai bahasa yang dapat mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang menginformasikan informasi tersebut. Ada dua jenis sumber pengetahuan yaitu pengetahuan yang didapatkan sebagai hasil usaha yang aktif dari manusianya sendiri dalam mencari kebenaran baik melalui penalaran maupun lewat perasaan atau intuisi. Kedua,yang bukan didapat sebagai hasil usaha aktif manusia.
            Pengetahuan yang digunakan dalam cara berfikir ilmiah pada dasarnya bersumber pada rasio dan fakta. Cara berfikir Ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran induktif dengan empiris.
            Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu untuk melakukan suatu kegiatan ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah secara sistematis yaitu berkaitan dengan cara berpikir ilmiah. Hal yang harus diperhatikan , pertama sarana ilmiah dalam pengertian bahwa sekumpulan pengetahuan yang didapat dengan metode ilmiah. Kedua, tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk bias memecahkan masalah sehari-hari.

4.     Mengapa dalam hidup tidak ada pilihan satu aliran saja?

          Karena, dalam kehidupan modern ini, filsafat bisa diartikan sebagai ilmu yang berupaya memahami semua hal yang muncul di dalam keseluruhan ruang lingkungan pandangan dan pengalaman umat manusia. Oleh sebab itu, dalam kehidupan , kita perlu mengetahui ,serta mengaplikasikan aliran-aliran yang ada dalam filsafat seiring dengan perkembangan dan perubahan zaman ke zaman memiliki corak dan ciri yang berbeda, kondisi ini cenderung memacu manusia untuk selalu berfikir mencari nilai kebenaran itu sendiri, karena ada perbedaan dan cara pandang dalam menafsirkan kebenaran tersebut mengenai hakikat dan difinisi filsafat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar