LEMBAR JAWABAN
UJIAN TENGAH SEMESTER
Nama : Putri Chintya Indiarso
NIM : 2225142312
Kelas
: 3B/Pendidikan Matematika
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Pendidikan/2sks

1. Ciri-Ciri Filsafat
A. Ciri filsafat secara umum
·
Skematika konsepsial
Konsepsi (rencana
kerja) merupakan hasil generalisasi serta abstrak dari pengalaman tentang hal
hal serta proses proses satu demi satu. Karena itu filsafat merupakan pemikiran
tentang hal hal seta proses proses dalam hubungan yang umum. Diantara proses
proses yang dibicarakan ialah pemikiran itu sendiri. Dan diantara hal hal yang
dipikirkan ialah si pemikir itu sendiri. Filsafat merupakan hasil menjadi
–sadarnya manusia mengenai dirinya sendiri sebagai pemikir, dan menjadi –
kritisnya manusia terhadap diri sendiri sebagai pemikir di dalam dunia yang
dipikirkannya.
Sebagai konsekuensinya,
seorang filsuf tidak hanya membicarakan dunia yang ada disekitarnya serta dunia
yang ada di dalam dirinya. Ia tidak hanya ingin mengetahui hakekat kenyataan
dan ukuran ukuran untuk melakukan verifikasi terhadap pernyataan pernyataan
mengenai segala sesuatu ,melainkan ia berusaha menemukan kaidah kaidah berpikir
itu sendiri. Bila manakah suatu pemikiran itu membawa kita kepada kesimpulan
yang sah, dan bagai manakah caranya serta mengapa membawa kita kepada
kesimpulan yang sah ?
·
Koheren
Pemikiran filsafat
merupakan suatu usaha perenumgan/refleksi kritis-rasional yang runtut dan
mendalam terhadap suatu hal atau suatu obyek yang dipikirkan oleh akal budi.
Orang bukan berpikir asal-asalan atau berpikir setengah hati saja. Dalam
proses berpikir ini, orang perlu mengerahkan seluruh pikiranya secara fokus,
terarah, terorientasi,terkonsentrasi pada obyek yang dipikirkan agar mencapai
hasil akhir pemikiran yang benar secara filosofis. Pemikiran yang serius tidak
mampu menemukan ide filosofis yang mencerahkan dirinya.
·
Rasional
Istilah atau
kosakata “rasional” berarti logis, masuk akal, dan dapat dimengerti atau
diterima secara akal sehat. Pemikiran yang logis berarti pemikiran yang
berhubungan satu sama lain, utuh, tidak terpisah-pisah, tidak frakmentaris,
tidak terpotong-potong. Pemikiran rasional kontra terhadap segala hal yang
irasional dalam kehidupan karena berfilsafat mengandalkan rasio sebagai alat
analisinya. Filsafat menolak segala hal yang tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip rasionalitas yang benar.
·
Menyeluruh/holistic
Holisti berarti obyek
pemikiran kita harus berhubungan erat dengan seluruh kenatan yang ada (esse).
Segala sesuatu yang dapat dipikirkan termasuk dalam pemikiran filsafat.
Jadi, obyeknya bisa berupa apa saja dan segala entitas (substansi) apa saja
sejauh itu dapat dipikirkan oleh akal budi. Segala sesuatu yang dapat
dipikirkan dapat menjadi data/hal menarik untuk direfleksikan secara menyeluruh
oleh filsafat, termasuk didalamnya refleksi tentang diri kita sendiri sebagai
manusia kini dan disini (bic et nunc)
·
Memberi visi
Filsafat juga berciri
visioner.filsafat tampil dalam paradigm pandangan/ pemikiran/ visi terhadap
suatu kenyataan dunia dan diri kita sendiri. Kita tidak mungkin memiliki
pandangan terhadap sesuatu jika kita tidak dapat berefleksi secara benar
terhadapnya. Hanya orang yang merenung/berefleksi secara benar yang akan mampu
menghasilkan ide-ide cermelang tentang dunia dan manusia. Orang yang dapat
memberikan pandangan dunia dan dirinya itu sudah termasuk dalam pemikiran
filosofis (kattsoff,2004: hlm. 9-14). Seseorang filsuf biasanya memiliki visi
yang jauh ke depan. Ia mampu melakukan prediksi rasional sekarang atas segala
fenomena hidup yang terjadi di masa depan. Dengan visi ini filsuf memberikan
harapan hidup bagi manusia dan membuka horizon perspektif makna untuk
memperkaya kualitas ziarah intelektual sebagai manusia di planet bumi ini.
Filsuf ibarat obor dan terang yang menerangi jalannya dinamika kehidupan
manusia di planet bumi ini.
B. Ciri filsafat menurut para ahli
§ Ciri-ciri
filsafat menurut Drs. Asmoro Asmadi (Asmoro, Asmadi;129):
1. Sangat umum
2. Tidak faktual artinya membuat
dugaan-dugaan yang masuk akal dengan tidak berdasarkan pada bukti tetapi
bukan berarti tidak ilmiah.
3. Bersangkutan dengan nilai
dimana penilaian yang dimaksud adalah yang baik dan buruk yang susila dan
asusila.
4. Berkaitan dengan arti.
5. Implikatif.
6. Menyeluruh.
§ Ciri-ciri
filsafat menurut Drs. Suyadi MP dan Drs. Sri suprapto widodonongrat:
-
Pemkiran
yang luas Artinya,
pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang Mendasar fundamental atau
esensial obyek
-
Spekulatif Artinya, hasil pemikiran yang didapat dan
dijadikan dasar bagi pemikiran selanjutnya.
§ Ciri-ciri
filsafat menurut Sunoto:
1.
Deskriptip
2.
Kritik atau analitik
3.
Evaluatif atau normativ
4.
Spekulatif dan sistematik
5.
Berfikir secara kefilsafatan dicirikan seara radikal.
Radikal berasal dari kata Yunani radix yang berarti akal. Berfikir secara
radikal adalah berfikir sampai ke akar-akarnya. Berfikir sampai ke hakekat,
esensi atau sampai ke substansi yang dipikirkan.
6.
Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara
universal (umum)
7.
Berfikir secara universal adalah berfikir tentang hal
serta proses yang bersifat umum, dalam arti tidak memikirkan sesuatu yang
parsial.
8.
Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara
konseptual
9.
Berfikir kefilsafatan dicirikan secara koheren dan
konsiste
10.
Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara
sistematik
11.
Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara
komprehensif
12.
Berfikir secara kefisafatan dicirikan secara bebas
13.
Berfikir secara kefilsafatan adalah pemikiran yang
bertanggung jawab
§ Ciri-ciri sifat dasar
filsafat
Sifat dasar filsafat (Simon, 2003):
1.
Berfikir radikal
2.
Berfikir rasional; tahu & paham dengan akal budi
3.
Mencari asas
4.
Mencari kebenaran
5.
Mencari kejelasan
§ Ciri-Ciri Filsafat Menurut Clarence L. Lewis
Menurut Clarence L. Lewis seorang
ahli logika mengatakan bahwa filsafat itu sesungguhnya suatu proses refleksi
dari bekerjanya akal. Sedangkan sisi yang terkandung dalam proses refleksi
adalah berbagai kegiatan/problema kehidupan manusia. Tidak semua kegiatan atau
berbagai problema kehidupan tersebut dikatakan sampai pada derajat pemikiran
filsafat, tetapi dalam kegiatan atau problema yang terdapat beberapa ciri yang
dapat mencapai derajat pemikiran filsafat adalah sebagai berikut :
1.
Sangat umun atau universal
Pemikiran filsafat mempunyai
kecenderungan sangat umum, dan tingkat keumumannya sangat
tinggi. Karena pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan objek-objek khusus,
akan tetapi bersangkutan dengan konsep-konsep yang sifatnya umum, misalnya
tentang manusia, tentang keadilan, tentang kebebasan, dan lainnya.
2.
Tidak faktual
Kata lain dari tidak faktual aalah
spekulatif, yang artinya filsafat membuat dugaan-dugaan yang masuk akal
mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan pada bukti. Hal ini sebagai sesuatu
hal yang melampaui tapal batas dari fakta-fakta pengetahuan ilmiah. Jawaban
yang didapat dari dugaan-dugaan tersebut sifatnya juga spekulatif. Hal ini
bukan berarti bahwa pemikiran filsafat tidak ilmiah, akan tetapi pemikiran
filsafat tidak termasuk dalam lingkup kewenangan ilmu khusus.
3.
Bersangkutan dengan nilai
C.J. Ducasse mengatakan bahwa
filsafat merupakan usaha untuk mencari pengetahuan, berupa fakta-fakta, yang
disebut penilaian. Yang dibicarakan dalam penilaian ialah tentang yang baik dan
buruk, yang susila dan asusila dan akhirnya filsafat sebagai suatu usaha untuk
mempertahankan nilai. Maka selanjutnya, dibentuklah sistem nilai, sehingga
lahirlah apa yang disebutnya sebagai nilai sosial, nilai keagamaan, nilai
budaya, dan lainnya.
4.
Berkaitan dengan arti
Sesuatu yang bernilai tentu di
dalamnya penuh dengan arti. Agar para filosof dalam mengunkapkan ide-idenya
sarat denga arti, para filosof harus dapat menciptakan kalimat-kalimat yang
logis dan bahasa-bahasa yang tepat, semua itu berguna untuk menghindari adanya
kesalahan/sesat pikir (fallacy).
5.
Implikatif
Pemikiran filsafat yang baik dan
terpilih selalu mengandung implikasi (akibat logis). Dari implikatif tersebut
diharapkan akan mampu melahirkan pemikiran baru sehingga akan terjadi proses
pemikiran yang dinamis dari tesis ke anti tesis kemudian sintesis, dan seterusnya...sehingga
tidak ada habisnya. Pola pemikiran yang implikatif (dialektis) akan dapat
menuburkan intelektual.
2. Perbedaan sumber filsafat pengetahuan
Dalam sumber filsafat pengetahuan terdapat beberapa
sumber, berikut adalah uraian perbedaan dari masing masing sumber :
·
Empirisme. Aliran ini berpendapat
bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi dan yang dapat dipercaya oleh akal
sehat. Dalam rangka kerjanya, aliran ini mendasarkan diri pada cara kerja
deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis-premis yang digunakan dalam
membuat rumusan keilmuwan harus jelas dan dapat diterima. Aliran atau paham ini
sering juga disebut sebagai idealism atau realism.
·
Rasionalisme. Aliran ini berpendapat
bahwa empiris atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan, baik
pengalaman yang batiniah maupun yang lahiriah. Aliran ini menutupi kelemahan
dari aliran rasional yang hanya mengandalkan akal dalam membentuk pengetahuan.
Metode yang digunakan adalah induksi. Aliran ini menganggap bahwa
pengetahuan manusia hanya didapatkan dari pengalaman yang konkrit, dan bukan
dari penalaran yang abstrak.
·
Intuisi. Pengetahuan yang
diperoleh dari intuisi merupakan pengetahuan yang tiba-tiba atau berupa proses
kejiwaan dengan tanpa stimulus mampu untuk membuat pernyataan sebagai
pengetahuan.
·
Wahyu. Pengetahuan yang
bersumber dari Tuhan melalui hamba-Nya yang terpilih untuk menyampaikannya
(Nabi dan Rasul). Melalui wahyu atau agama, manusia diajarkan tentang sejumlah
pengetahuan baik yang terjangkau ataupun tidak terjangkau oleh manusia.
3. Kaitan sumber pengetahuan dengan sarana berfikir
Pengetahuan
mampu dikembangkan oleh manusia disebabkan oleh dua hal yaitu manusia mempunyai
bahasa yang dapat mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang
menginformasikan informasi tersebut. Ada dua jenis sumber pengetahuan yaitu
pengetahuan yang didapatkan sebagai hasil usaha yang aktif dari manusianya
sendiri dalam mencari kebenaran baik melalui penalaran maupun lewat perasaan
atau intuisi. Kedua,yang bukan didapat sebagai hasil usaha aktif manusia.
Pengetahuan yang digunakan dalam cara
berfikir ilmiah pada dasarnya bersumber pada rasio dan fakta. Cara berfikir
Ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif terkait
dengan rasionalisme dan penalaran induktif dengan empiris.
Sarana
berfikir ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu untuk melakukan
suatu kegiatan ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah secara sistematis yaitu
berkaitan dengan cara berpikir ilmiah. Hal yang harus diperhatikan , pertama
sarana ilmiah dalam pengertian bahwa sekumpulan pengetahuan yang didapat dengan
metode ilmiah. Kedua, tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk
memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan
mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan
kita untuk bias memecahkan masalah sehari-hari.
4. Mengapa dalam hidup tidak ada pilihan satu aliran saja?
Karena, dalam kehidupan modern ini, filsafat bisa diartikan
sebagai ilmu yang berupaya memahami semua hal yang muncul di dalam keseluruhan
ruang lingkungan pandangan dan pengalaman umat manusia. Oleh sebab itu, dalam
kehidupan , kita perlu mengetahui ,serta mengaplikasikan aliran-aliran yang ada
dalam filsafat seiring dengan perkembangan
dan perubahan zaman ke zaman memiliki corak dan ciri yang berbeda, kondisi ini
cenderung memacu manusia untuk selalu berfikir mencari nilai kebenaran itu
sendiri, karena ada perbedaan dan cara pandang dalam menafsirkan kebenaran
tersebut mengenai hakikat dan difinisi filsafat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar